Majalengka
Sejumlah orang
terluka akibat saling lempar batu dan satu kendaraan rusak akibat bentrok masa
dari kelompok yang berbeda. Kedua kelompok massa melakukan aksi demo di Pendopo
Gedung Negara dan Gedung DPRD Majalengka. Kelompok masa yang berdemo mendukung
pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Sutrisno-Karna Sobahi berada di depan
Pendopo Gedung Negara sedangkan kelompok masa yang datang dari sejumlah
kabupaten/kota dan mengatasnamakan dirinya LSM Gabungan Masyarakat Bawah
Indonesia (GMBI) melakukan aksi demo di jalan Raya dan depan Kantor DPRD
Majalengka.
LSM GMBI yang
berasal dari berbagai kabupaten sejawa barat datang ke Majalengka dan berorasi didepan kantor
DPRD guna menuntut agar Bupati Sutrisno diproses hukum dan segera dibentuk
pansus atas tuduhan pelanggaran asusila. Mereka membentangkan beberapa spanduk
berisi kecaman terhadap Bupati Majalengka yang dituduhnya telah melanggar
asusila. Di samping spanduk tersebut tertera Saeful Yunus Ketua GMBI
Majalengka. LSM inipun terus meneriakkan agar dewan mendorong secara politis
atas persoalan tersebut serta membentuk pansus.
Massa pro dan
kontra Bupati Majalengka melakukan unjuk rasa dalam waktu bersamaan di depan
Pendopo Majalengka Keduanya pun berhadap-hadapan dengan jarak pemisah alun-alun
kota terus meneriakan dukungannya terhadap Sutrisno dan mereka menolak tanah
Majalengka dikoyak-koyak oleh kelompok masa yang datang dari luar kota. Mereka
menyebut terhadap kelompok GMBI sebagai penjajah karena dianggap hanya datang
untuk merusak kedamaian.
Massa dari Gerakan Masyarakat
Bawah Indonesia (GMBI) terlibat bentrok dengan massa pendukung Bupati
Majalengka saat melakukan aksi unjuk rasa di depan Pendopo Majalengka,
Bentrokan terjadi akibat pengerusakan sejumlah kendaraan anggota GMBI saat
melakukan aksi unjuk rasa oleh kelompok massa pendukung Bupati Majalengka
Terhadap 15 orang
perwakilan dari GMBI, , Ketua dan Wakil Ketua DPRD Majalengka, H.Surahman,
H.Zack Zakaria Iskandar serta Nasir menyebutkan akan mengkaji persoalan
tersebut.
“Tadi perwakilan yang datang hanya
dua orang saja yang berasal dari Majalengka, selebihnya berasal dari luar
kabupaten dan kota lain.” kata dewan.(AUDIN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar