Kepala Sekolah Harus Setor Dana BOS Ke Pengawas Pendidikan
Majalengka
Kebijakan subsidi pendidikan yang
tertuang dalam program BOS sudah seharusnya mendapatkan pengawasan yang baik
dari pemerintah, karena ini merupakan program atau kebijakan pemerintah, sehingga
perhatian untuk proses pengawasan pun harus diperhatikan. Selama ini pengawasan
yang terjadi pada pengelolaan dana BOS cukup pada tataran pelaporan saja,
Adanya dana BOS bukan berarti
behentinya permasalahan pendidikan, masalah baru muncul terkait dengan
penyelewengan dana BOS, dan ketidakefektifan pengelolan dana BOS, tujuan dari
pemerintah sendiri baik, namun terkadang sistem yang ada menjadi bumerang dan
menghadirkan masalah baru, selain itu pribadi dan budaya manusia Indonesia ikut
berpengaruh terhadap penyelewengan dan ketidakefektifan pengelolaan dana BOS.
Oleh karena itu dibutuhkan kerja sama semua elemen dalam mewujudkan efektifitas
pengelolaan dana BOS
. Ditengah harus tranfaransi dana
ternyata masih ada saja oknum yang memanfaatkan dana BOS yaitu adanya pungutan
dari tiap sekolah hal ini terjadi di lingkungan UPTD kecamatan sumberjaya
kabupaten majalengka. Seluruh kepala sekolah diwajibkan setor kepada pengawas
dana tersebut untuk operasional pengawas pendidikn urusan edukatif.
Salahseorang
staf UPTD pendidikan kecamatan sumberjaya yang namanya tidak mau disebutkan
saat ditemui mengatakan kami hanya menerima dari tiap-tiap kepala sekolah uang yang terkumpul dari
kepala sekolah di setorkan kepada H Casyo bendara pengawas yang bertugas di UPTD selanjutnya kami tidak tahu karena kami hanya
diperintahkan untuk mengumpulkan uang tersebut,
Sementara
menurut Nana ketua pengawas di UPTD saat dikomfirmasi berdalih “ pungutan uang
itu sudah disepakati oleh seluruh kepala sekolah, uang tersebut untuk
operasional kami sebagai pengawas yang membantu semua kepala sekolah di
berbagai bidang karena pengawas tidak memeliki anggaran dari pemerintah dan
Pengumpulan dana ini hanya tiga bulan sekali yang itunganya per siswa jadi angka yang diterima dari tiap kepala sekolah
tidak sama karena disesuaikan dengan jumlah siswa
Lebih
lanjut dia mengatakan” kejadian ini sudah bertahun-tahun kenapa baru muncul
sekarang padahal ini sudah dirapatkan dan disetujui oleh masing-masing kepala
sekolah tolong sebutkan siapa nama kepala sekolah yang memberi informasi ini.
kata Nana dengan nada emosi.(AUDINA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar