BERLAYAR DENGAN CINTA
"cerita ini dibuat atas dasar pengalaman yang diadopsi lewat tulisan
selamat menyimak karya anak majalengka".
Hening malam di sebuah
kota metropolitan, khususnya di kamar sebuah rumah tempat seorang gadis imut
berkacamata tinggal, dia adalah Shinta. Shinta yang sedang sibuk sms-an dengan
pacarnya yaitu Reno, seorang cowo yang badan nya tegak, gagah, dan memang
seharusnya seperti itu karena ia bersekolah di SMK pelayaran, tepatnya sekolah
semi militer yang ia tekuni sekarang, dan satu lagi, senyum manis yang selalu
bikin Shinta kangen, karena mereka jarang ketemu. Meski rumah mereka satu
komplek, tapi jarang ketemu karena Reno sekolahnya jauh dari Jakarta. Shinta
yang sekarang bersekolah di sebuah SMK keperawatan yang ada di Jakarta pusat.
“Shin…Shinta…? Makan malam dulu, makanan nya
udah siap nih” panggil ibunya sinta sambil mengetuk pintu kamar Shinta.
( kreeeekkk, pintu dibuka )
“duuuh bu, lagi asyik sms’an nih, bentar
lagi yah Shinta nyusul aja makan nya”
jawab Shinta kepada ibunya.
“eeeeehh gak bisa, pokonya kamu harus makan
dulu entar maag kamu kambuh gimana, udahan dulu sms’an nya, pasti Reno juga
ngertiin kamu” bantah ibunya.
“hemmmm,,iyaa deh bu Shinta makan sekarang
juga”
“naaaahh gitu dong, jadi anak harus nurut
sama ibu”
Send to : Reno ku
(085659xxxxxx)
“ren, Nta nya mau mkan dlu yh ntar kita lnjut
lg”
Yaaaah panggilan Reno kpd
Shinta adalah Nta
From : Reno ku
(085659xxxxxx)
“oke sayang, mkn yg knyang ya biar skit ny
gk kmbh lg”
Dan Shinta pun pergi beranjak makan.
Sementara suasana di kost-kost’an tempat
dimana Reno tinggal, ia sedang berkumpul dengan teman-teman seperjuangannya,
mereka adalah Dani, Sendi dan Gio, mereka yang biasa nya bersenda gurau, dan
malam ini suasana berubah drastis
menjadi suasana yang tegang. Dan Reno memulai pembicaraan.
“hey sob, gue sayang banget sama pacar gue,
gue gak pengen kehilangan dia, tapi gue ngerasa gue gak bakal milikin dia
seutuhnya”. Sahut reno dengan nada
cemas.
Kemudian Sendi menjawab
nya.
“hey Ren, ya kalo loe sayang banget sama
dia, ya loe harus bener-bener pertahankan dia sampai kapanpun, lagian loe ko
ngmongnya gitu, kaya yang mau pergi selamanya aja”
“Ren, kalo jodoh gak bakal kemana, kamu
tunjukin aja sama dia kasih sayang kamu itu, gue yakin si Shinta pasti bakal
bahagia banget denger loe bilang kaya gitu, gue juga yakin Shinta sayang banget
sama loe, percaya sama gue Ren”. Sambung Gio meyakinkan hatinya Reno.
Reno pun berpikir sejenak,…
“kalian bener, gue hrs nunjukin rasa sayang
gue sama Shinta. Gue gak tau akhir-akhir ini gue ngerasa gue bakal pergi jauh,
jadi yang di pikiran gue ya gue takut kehilangan dia”. Jawab reno.
“udah-udah, loe harus berpikir positif aja
ren tentang shinta. Oohh iya sob, bentar
lagi kan kita punya ijazah, setelah itu kalian mau langsung berlayar apa
gimana..???” tambah deni, sambil
mengalihkan pembicaraan.
Jawaban Gio dan Sendi
bahwa setelah punya ijazah nanti mereka mau betah-betahan dulu di
rumahnya. Tetapi tidak dengan reno, ia
ingin pulang dulu ke Jakarta buat nemuin shinta, dan tujuan nya tetap ingin
berlayar ke spanyol, yaitu kota impiannya. Merekapun beranjak ke tempat tidur masing-masing.
Reno dan Gio berada di sebelah kamarnya Sendi dan Dani.
Di kamar reno, mereka belum memejamkan mata,
tetapi mereka berbincang-bincang,…
“Gi, gue boleh minta sesuatu gak sama loe
?” Tanya Reno kepada Gio.
“minta apaan ren, selama gue punya dan
mampu, pasti gue kasih,” jawab gio
“kalo nanti gue pergi, gue titip Shinta sama
loe yah, jaga dia baik-baik jangan sampai dia berpaling dari gue”. Pinta reno kepada gio.
Tetapi gio malah ketawa mendengar permintaan
reno itu.
“loe emang mau pergi kemana ren, ada-ada
aja sih loe”. Kata gio sambil
menertawakan.
“gue serius gi, gue kan mau pergi berlayar.
Dan mungkin bulan depan gue pulang ke rumah hanya sebentar, loe mau kan jagain
dia buat gue ?” sahut reno dengan raut
wajahnya yang begitu serius.
“oke oke ren, gue bakal berusaha jagain dia
buat loe saat nanti loe pergi berlayar, tapi loe pasti balik lagi ke Jakarta
kan ????”
“makasih yah gi, loe memang sahabat gue,
tapi loe janji gak bakal bilang sama siapa-siapa yah, kalo masalah pulang lagi
apa enggak nya itu biar sang maha kuasa yang menentukan J”
“iya ren, memang seharusnya seorang sahabat
seperti itu, gue juga gak bakal bilang siapa-siapa”.
Kemudian merekapun tidur.
*******************
Sebulan kemudian……..
Minggu, pagi hari yang cerah membangunkan
seorang gadis cantik berkacamata itu, dengan mulut yang masih berlumuran iler,
ia terbangun dari tidurnya dan langsung beranjak ke luar rumah untuk menghirup
udara segar pagi hari. Setelah berada di halaman depan rumahnya, pandangan
Shinta menuju ke arah pagar rumahnya, di luar pagar sana terlihat seorang pria
yang menurutnya tak asing lagi, sepetinya ia tau yang ada di luar pagar sana,
kakinya pun berjalan menuju arah pagar rumahnya, semakin dekat dan semakin
dekat, alisnyapun semakin mengerut melihat cowo itu, karena ia tak memakai
kacamatanya. Shinta mencoba menebak siapa di belakang pagar sana.
“Ren….?????” Panggil shinta dengan nada rendah.
“Nta, gimana kabarnya ???” Tanya cowo itu sambil membalikkan badannya.
Shinta pun terkejut melihat wajah itu, wajah
yang selama ini ia rindukan,, ya wajah orang yang memiliki senyum manis itu
adalah Reno.
“Renoooo. Ini beneran reno ? kenapa gak
bilang-bilang pulangnya ? sejak kapan kamu pulang ? ini kejutan banget buat aku
Ren, ini bukan mimpi kan ren, renoooo aku kangen banget” ceroscos Shinta dengan bawelnya, dan
perlahan air mata keluar dari bola matanya.
Kemudian Reno menatap mata shinta sambil menenangkan ia yang sedang
menangis.
“heeeyyy…kenapa nangis ? harusnya seneng
dong pacarnya pulang, aku sengaja mau ngasih kejutan sama Nta, sekarang hapus
air mata kamu, dan jawab pertanyaan aku, gimana kabarnya ?” bujuk Reno sambil mengusap air mata shinta
dengan tangan nya.
Shinta pun berhenti
menangis dan mulai menunjukkan senyum teristimewanya kepada Reno.
“ren, kabar Nta baik ko, sangaaaaat baik.
Kalau kamu gimana ren ?”
Tanya balik shinta kepada
reno.
“syukurlah ta, sama aku juga baik, kita lari
pagi yu ta,.” Ajak reno kepada shinta,
dan otomatis shinta meng-iyakan ajakan reno, kemudian mereka beranjak lari
pagi.
Di perjalanan, tiba-tiba reno menghentikan
langkah kakinya, shinta pun mengikutinya. Dengan wajah kebingungan shinta
bertanya kepada reno.
“kenapa berhenti ren..?” Tanya shinta
dengan wajah bingungnya.
Kemudian perlahan reno
meraih kedua tangan shinta, menatap mata shinta dengan tajamnya tanpa berkedip.
“ren…???” Tanya shinta kembali.
“Nta, aku sayang banget sama kamu, aku gak
pengen kehilangan kamu, Nta juga sayang kan sama aku ? aku bener-bener cinta
sama kamu” reno berbicara dengan mata
yang berlinang.
Melihat reno dengan wajah
seperti itu, dan mendengar apa yang dikatakan reno, tak sadar air mata shinta
mengalir dengan deras. Kini suasana berubah menjadi tangis haru, dua pasangan
yang begitu besar dengar rasa cintanya, hingga tetesan air mata menghujani
tempat ia lari pagi.
“ren, Nta juga sayang sama kamu, Nta gak
pengen kehilangan kamu ren, Nta juga cinta banget sama kamu, kamu harus janji
gak akan pernah ninggalin Nta yah ?”
dengan nada haru shinta melanjutkan pembicaraan.
“aku janji ta, aku gak bakal ninggalin
kamu, hanya yang maha kuasa yang boleh memisahkan kita. Ntar malam kita ketemu
di tempat biasa kita yah, aku tunggu kamu di sana jam 7, bisa kan..??”
“J bisaaaa banget ren, aku bakal datang tepat
waktu.”
******** ()
********
Malam harinya, 19.00 WIB
Shinta dengan memakai baju biru, yang
keliatan lebih cantik dari biasanya, beranjak menuju tempat yang tadi pagi
mereka janjikan, karena tak jauh dari rumah, shinta memilih berjalan kaki.
Dengan perasaan bahagia, tak terasa tempatnya sudah berada di depan mata, dan
apa yang di lihat shinta ?? dia melihat ada yang berbeda dengan tempat itu,
tempat yang terangnya hanya sederhana, sekarang berubah menjadi sangat terang
karena ada lampu-lampu lampion yang menghiasi pohon besar yang ada disana,
ditambah dengan sajian makan malam yang sudah di siapkan sedemikian rupa
sehingga menjadi indah, serta dengan alunan lagu romantic yang melengkapi
suasana malam ini, tetapi mata shinta sepertinya ta melihat sosok yang di
cintainya, ia mencari sosok itu, hingga dari belakang pohon besar cowo yang
diharapkan shinta itu muncul dengan penampilan yang begitu cool, kereeen,
daaaan tak ketinggalan senyum yang di lemparkan cowo itu, yang membuat shinta
terasa melayang.
“waaaaaaaahhhh ini gak salah, dia
ganteeeeeng bangeeeeetttt.” Ujar shinta
dalam hatinya.
“kenapa bengong aja, ayoo duduk J” ajak reno
Shinta mengedipkan matanya
seakan kaget dengan ajakan reno.
“euu..euuu iyaa ren” jawab shinta dengan gugup saking geroginya.
5 menit hanya terdiam dan
terdiam, hingga akhirnya reno memulai pembicaraan.
“ta, aku mau ngomong sesuatu sama
kamu” ujar reno dengan nada rendah
“ngomong apaan ren..?” tanya shinta
“aku kan udah lulus dari sekolah, kamu tau
sendiri kan impian aku untuk berlayar ke spanyol ?”
“iyaaaahhhh…terus ???” Tanya shinta dengan sedikit bingung
“akuuu..akuuu..akuuuu…minggu depan aku
berangkat berlayar ke spanyol, kamu gak apa kan ta ?” ujar reno dengan nada sedikit gak yakin.
“apaaaaaa…? Secepat itu ren ?” jawab shinta dengan kaget.
“iya ta, semua paspor, buku pelaut, dan
lainnya telah aku siapin, tapi aku mau Tanya dulu sama kamu, siap apa enggak
kalo aku berangkat ke spanyol, tapi kalo kamu gak siap, aku rela ko ngebatalin
semuanya demi kamu.” Ujar reno dengan
menjelaskan kepada shinta .
3 menit shinta hanya
terdiam dan menundukkan kepalanya, perkataan reno tadi telah membuat shinta
bimbang. Hanya berpikir dan berpikir, ia seakan tak mau memberi jawaban
sekarang, tapi kalau tidak sekarang kapan lagi. Hingga shinta bergumam dalam
hatinya.
“secepat ini dia harus pergi, sebenernya
gue belum siap. Tapiiiiiiiiiii… gue gak pengen ngancurin impian dia”
Kemudian suasana hening
pun berakhir, shinta menjawab apa yang reno tanyakan tadi. Shinta pun menarik
napasnya terlebih dahulu sebelum ia berbicara, “huuuuuuuuuuuuuuhhhhhh”…..!!!!!
“oke ren, sebenernya gue pengen kamu terus
disini, tapii gue siap kalo kamu pergi berlayar, asal kamu harus janji kamu
akan kembali untuk aku, dan harus dalam keadaan baik-baik saja” ucap shinta sambil tersenyum haru, dengan
sedikit tetesan air mata yang jatuh pada pipinya.
Reno pun tersenyum, ia
bangkit dari tempat duduknya dan mendekati shinta, , pelan-pelan ia pegang
tangan shinta untuk mengajak bangkit dari tempat duduknya, dan tiba-tiba reno
memeluk shinta dengan erat, matanya meneteskan air mata yang membasahi pundak
shinta.
“makasih ta, kamu udah ngijinin aku
berangkat. Aku janji ta, aku janji bakal balik lagi buat Nta. Karena aku gak
pengen kehilangan kamu ta, Nta janji yah bakal jaga diri baik-baik disini” ujar reno dengan nada lirih karena di taburi
dengan tangisan.
Tak sadar mata shinta pun meneteskan air mata,
hanya anggukan kepala yang hanya bisa shinta lakukan, karena ia tak tahan
dengan tangisannya.
Usailah malam ini pertemuan yang begitu
mengharukan, mereka segera pulang karena malam semakin larut, keheningan
terjadi lagi saat perjalanan pulang. Rumah mereka yang tak jauh karena satu
komplek membuat keduanya tidak susah bertemu, hampir setiap hari mereka
bertemu, dan menjalani cinta yang selama ini mereka rindukan. Hingga
kebahagiaan selalu tercipta setiap harinya.
Seminggu pun telah berlalu, inilah saatnya
tiba untuk keberangkatan reno berlayar, persiapan reno seminggu yang lalu telah
di persiapkan, pagi ini hanya tinggal berangkat ke pelabuhan, reno beserta
keluarganya pun berangkat menuju ke sana. Karena di perjalanan reno teringat
dengan shinta, kemudian reno segera mengirimkan sms kepadanya.
Send to : Nta ku
(085659xxxxxx)
“Nta, aku tnggu d plbuhan sj yh, jgn tlat.
Okee…”
Hp pun bergetar tanda sms
masuk.
From : Nta ku
(085659xxxxxx)
“oke ren, Nta lg di jln nih”
Reno pun tiba di pelabuhan, namun reno
menyuruh kedua orang tuanya untuk pulang, dan segera berpamitan kepada mereka.
Reno yang akan berangkat satu jam lagi, masih menunggu kedatangan shinta yang
belum tiba dari tadi. Hati reno seakan gelisah, ia tak enak duduk, hingga ia
mondar mandir kiri kanan, udah kaya setrikaan.
Kemudian terdengar suara
yang memanggil namanya reno, ia pun sudah dapat menebak siapa yang
memanggilnya, siapa lagi kalau bukan pacarnya. Shinta pun menghampiri reno yang
berada di depan dermaga.
“ren, maafin Nta yah agak telat, soalnya di
jalan sempet macet gitu, gak apa kan ren ?”
sahut shinta dengan nafas ngos-ngosan karena berlari-lari saking takut
kapalnya keburu berangkat.
Reno langsung memeluk shinta, namun shinta
seprtinya bingung, ada apa dengannya.
“kenapa ren ?” Tanya shinta
“apa
aku harus batalin semuanya, aku gak mau kehilangan kamu ta, aku gak mau jauh
dari kamu” ujar reno dengan masih
memeluk shinta.
Shinta pun langsung menatap mata reno sambil
memegang pundaknya, dan perlahan ia berbicara pada reno.
“ren, liat Nta. KAMU HARUS NGEJAR IMPIAN
KAMU, KITA KAN UDAH JANJI GAK BAKAL NINGGALIN SATU SAMA LAIN, KAMU PUN UDAH
JANJI BAKAL KEMBALI LAGI UNTUK AKU, PLIIIIIIISSSS AKU GAK MAU JADI PENGHALANG
IMPIAN KAMU. KAMU BERANGKAT YAH REN, IMPIAN KAMU UDAH ADA DI DEPAN MATA, AKU
BAKAL NUNGGU KAMU DI SINI…. SAMPAI KAPAN PUN”
ujar shinta dengan membujuk reno supaya berangkat.
Reno hanya tersenyum, ia
pun pamit. Langkah demi langkah yang reno pijakkan, sementara tangis yang
menyertai shinta tak kunjung berhenti, hingga ia tak dapat menahan lagi
bendungan air matanya.
“renoooooooooooo” panggil shinta kepada reno
sambil berlari menuju dermaga, dan begitu shinta menghampiri reno, ia langsung
mendekap reno dengan erat.
“ren, Nta gak mau kehilangan kamu, kamu
harus kembali lagi, jaga diri baik-baik disana, Nta pengen ngerasain
kebahagiaan lagi sama kamu, aku sayang kamu ren, aku cinta sama kamu”
Shinta pun melepas
dekapannya, hanya satu kalimat yang di ucapkan reno, dan membisikannya kepada
shinta.
“AKU JANJI AKAN KEMBALI UNTUK KAMU SAYANG”
Reno pun melanjutkan
perjalanannya menuju kapal. Setelah sampai di kapal dan siap untuk berangkat,
reno melambaikan tangannya kepada shinta dengan senyuman manisnya, begitupun
shinta membalasnya.
Suasana saat ini, begitu penuh dengan isak
tangis yang tak kunjung berhenti yang keluar dari matanya shinta, ia yang
merasa kehilangan pujaan hatinya, merasa pilu setelah kepergian reno. Namun
tiba-tiba seorang cowo yang sebaya dengan reno datang menghampiri shinta yang
lagi berdiri menatap kapal. shinta belum
tau pasti cowo itu siapa dan mau ngapain.
“shinta yah ?” Tanya cowo itu sambil mendekati shinta.
Shinta pun menolehkan
kepalanya ke arah cowo yang sekarang berada di sebelahnya.
“yaaaahh…?? Loe siapa yah ?” Tanya balik shinta dengan nada sedikit agak
jutek.
“gue Gio, sahabatnya Reno semasa sekolah,
dan mulai sekarang loe jadi sahabat gue, loe pacarnya reno kan ?”
“ya, gue pacarnya reno. Loe gio yang pernah
di certakan reno waktu itu kan, jadi loe yang namanya gio.” Tebak shinta, karena reno pernah
menceritakan tentang gio.
“yaaaaaahhh itu gue, loe mau kan jadi
sahabat gue…??”
“boleeehhh..!! tapi loe harus kasih tau gue
seputar reno ketika disana, dan jawabnya JUJUR gak pake bo’ong, gimana ??”
“okeeee, berarti mulai sekarang kita
sahabat yah.” Ujar gio sambil
menyodorkan tangannya dengan maksud meminta salaman kepada shinta, dan shinta
pun bersalaman dengan gio.
********()********
Setahun kemudian…
Setelah hampir setiap weekend mereka
sering ketemu, kali ini persahabatan mereka semakin erat, bahkan mereka udah
gak segan-segan lagi kalo bercanda. Dan weekend kali ini, gio ngajakin shinta
ke tempat yang biasa shinta kunjungi dengan reno, yaitu tempat yang berada
tidak jauh dari rumah shinta, tempat yang indah dengan pohon rindang dan sebuah
bangku di bawahnya. Ya, kesanalah gio mengajak shinta.
Send to : Shinta (085659xxxxxx)
“ta, gw tnggu lo d tmpt lo sma reno biasa
ktmuan y, skrng”
Shinta pun membuka sms
yang masuk di hp-nya.
“ngapain nih orang ngajak ketemuan gue
disana, kaya gak ada tempat lain aja”
gumam shinta dalam hati.
Namun karena rasa
penasarannya, shinta pun berangkat menuju tempat itu. Hanya 10 menit, shinta sudah
berada disana, kemudian ia menemui gio yang terlihat sedang duduk di sebuah
bangku di bawah pohon.
“ngapain loe nyuruh gue kesini ??” sahut
shinta.
“duduk ta, gue mau ngomong sama loe”
“mau ngomong apaan sih loe, jadi penasran
nih gue.”
“ta, loe masih tetep menunggu reno ??”
“kenapa loe nanya gitu ?” tanya balik shinta dengan sorot mata yang
tajam.
“gue boleh jujur gak sama loe ?” Tanya gio
lagi pada shinta.
“gue semakin penasaran, apa sih maksud loe,
langsung ke poin aja deh, gue bener-bener gak ngerti gi.”
“jujur ta, selama gue deket sama loe
akhir-akhir ini gue ngerasa ada yang aneh sama perasaan gue, perasaan aneh ini
bikin gue gelisah, sepertinya gue mulai jatuh cinta sama loe” ungkap gio menjawab rasa penasaran shinta.
Mendengar gio berkata seperti itu, otomatis
shinta kaget, ia menggeleng-gelengkan kepala, seakan menolak perkataan yang
barusan gio ungkapkan.
“enggak gi, enggak..loe gak mungkin cinta
sama gue, loe sangat tau kan gi, gue gak pernah lupain reno, gue cinta sama
dia, gue sama sekali gak pengen kehilangan dia, gue gak mungkin khianatin
kesetiaan ini. Gi, setahun gue gak ketemu dia, tapi tak sedikitpun perasaan ini
terkikis, hanya rindu yang menggumpal dalam hati ini, sekarang gue gak tau keadaannya,
entah dia baik-baik aja disana atau gimana, gue gak tau. Tempat ini jadi saksi
janji-janji gue sama dia gi, pliiiiiissss gi ini semua gak mungkin.” Jawab shinta dengan deraian air mata karena
teringat dengan reno.
“oke ta, gue ngerti. Ini semua gak mungkin,
tapi gue hanya ingin melegakan perasaan gue, sebelum gue ungkapin ada yang
mengganjal dalam hati, kalaupun loe gak bisa gue nggak apa ko, tapi kita tetep
sahabatan kan ?”
“baguuus kalo loe ngerti, gue mau pulang
aja, gue mau nenangin diri gue”.
Shinta pun berlari menuju
ke rumahnya dengan tangis yang tak kunjung berhenti. Sesampainya di rumah,
kamarlah jadi tujuan utama shinta, ia langsung mengambil foto reno kemudian di
peluklah foto itu.
“ren, gue janji gak bakal khianatin kamu, gue
janji. Dan kamu harus tepatin janji kamu buat kembali untuk aku. Aku cinta sama
kamu ren”. Ujar shinta sambil menatap
potret wajah reno.
Menangis dan terus
menangis, tangisan itu tak kunjung reda, hingga tak terasa, tetes demi tetes
air mata itu mengenai foto reno, dan shinta terus memeluk erat foto itu, tak
sadar sedikit demi sedikit wajah reno memudar karena air mata yang menetes.
Sampai shinta melihatnya, ia merasa kecewa atas apa yang di lihatnya itu.
“foto reno, kenapa bagian wajahnya memudar..
apa karena air mata ini..?” gumamnya dalam hati.
Ia pun tak peduli, karena
terbawa suasana tak sadar shinta teridur.
Sampai pagi hari tiba yang membangunkan
shinta dari tidurnya, ia segera keluar dari kamarnya dengan mata yang kembung
sisa tangis tadi malam. Ruangan yang di tujunya adalah ruang tengah, sambil
men-swich on-kan tv nya, sekilas berita sedang di tayangkan di salah satu
chanel tv.
“selamat pagi pemirsa, bersama kami dalam
acara sekilas info, informasi terbaru pagi ini, telah dikabarkan kapal yang
sedang berlayar ke spanyol telah tenggelam, di perkirakan badai dan gelombang
sangat besar menerpa kapal ini, untuk sekarang yang telah ditemukan 15 orang
yang tewas, namun yang diketahui identitasnya baru 3 orang, berikut nama-nama
orang tersebut :
1.Karly asal dari Banjarmasin
2.Doni asal dari Surabaya
3.Reno asal dari Jakarta
Demikianlah sekilas info
dari kami”
Shinta terdiam seakan tak percaya dengan apa
yang di lihatnya. Ya reno masuk ke daftar list orang yang tewas. Matanya mulai
berlinang, namun tak dapat tertahan, air mata mengalir dengan deras.
“Renoooooooooooooooooooo, gak mungkin ren
itu gak mungkiiiiinn” teriak shinta
dengan perasaan terpukul atas berita tadi.
Shinta langsung pamit kepada ibunya untuk
segera pergi ke pelabuhan, ibunya pun mengijinkannya pergi, karena mengerti dan
mengetahui keadaan reno saat ini. Shinta pergi dengan tergesa-gesa, di
perjalanan ia begitu tak tenang karena ingin segera melihat keadaan reno
kekasihnya.
Sesampainya disana, ia berlari-lari dan
mencari sosok yang begitu ia khawatirkan, bertanya kesana kemari tak ada yang
mengetahui keberadaan kekasihnya itu, hampir satu jam ia mencari reno, hingga
bunyi hp-nya berdering tanda ada telpon masuk, setelah di liat ternyata gio
yang menelponnya, kemudian shinta pun mengangkatnya.
“halo, ada apaan nelpon gue..??”
“reno udah ada di rumah, loe cepetan
pulang”
Telpon pun langsung di
tutup setelah gio ngomong, shinta pun beranjak pergi dari pelabuhan setelah
menerima telpon dari gio. Air matanya terus mengalir hingga ia tiba di rumah
reno, suasana yang penuh dengan air mata keluarga reno, sahabat reno bahkan
pacarnya reno merasakan kesedihan yang dalam.
Shinta menyaksikan reno masuk ke lubang tempat
peristirahatan terakhirnya, sampai orang lain pulang, namun ia tetap berada di
kuburan reno, kakinya nya lemas hingga ia terjatuh tepat di depan kuburan itu.
Dengan derai air mata shinta sepertinya tak bisa merelakan kepergian reno untuk
selamanya.
“ren, gue gak percaya loe lakuin ini sama
gue, loe kan janji sama gue bakal balik lagi untuk gue dengan keadaan sehat,
bukan kaya gini, sekarang mana janji loe ren, gue disini selalu nungguin loe,
gue cinta sama loe ren, gue kangen sama bisikan itu, bisikan yang menyatakan
loe cinta sama gue. Kapan kita ketemu ? setahun yang lalu ? dan sekarang untuk
selamanya gue gak bakal ketemu loe lagi, ini sulit bagi gue, gue gak mau
kehilangan loe ren, gue gak mauuuu…” gerutu
shinta sambil menangis memeluk kuburan reno.
Shinta berat melangkahkan kakinya untuk
meninggalkan tempat ini, hingga seorang cowo datang dan menemui shinta, dia
adalah gio, sahabatnya reno sekaligus sahabatnya shinta.
“udah ta, loe jangan nangis lagi, ini
takdir yang maha kuasa. Seperti yang di bilang reno dulu saat dia meminta gue
untuk ngejagain loe, dia bilang dia ngerasa akan pergi jauh, tapi gue malah
suka sama loe, jelas-jelas loe pacar sahabt gue, gue bodoh” ujar gio yang lagi disamping shinta.
“gi, gue…!!!! Gue berat menerima kenyataan
ini” keluh shinta kepada gio
“ta..?? denger gue, gue juga berat menerima
kenyataan ini, tapi percuma gue gak bisa merubah keadaan. Ini kehendak tuhan
ta, mau gak mau kita harus bisa menerimanya, karena tuhan tau yang terbaik, ada
hikmah di balik semuanya ta, berhentilah menangis kalo loe cinta sama reno,
karena gue yakin reno gak pengen liat orang yang dicintainya menangis. Senyuuuuumm dong ta J”
Sejenak shinta hanya
terdiam, kepala yang tadinya tertunduk kini ia mulai mengangkatnya, air mata
yang semula berderai kini sedikit demi sedikit mulai reda, karena mendengar apa
yang di katakana gio.
“loe bener gi, gue harus belajar
merelakannya, demi reno. Kita tetep sahabat kan gi ????”
“naaaah gitu dong, iyaaa tetep lah, kita kan sahabat J, kita pulang yu ta, udah sore niiiih” ajak gio kepada shinta.
Shinta pun mau di ajak gio
untuk pulang, dan gio mengantarkan shinta sampai depan rumahnya. Sesampainya di
rumah, shinta beranjak ke kamarnya. Yang pertama dilakukannya adalah mengambil
buku diary-nya dan sebuah pena, kemudian ia menceritakan apa yang dipikirkannya
sekarang.
21
november 2010….
Dear diary,..!!!!!
Hari ini penuh dengan tangis, kamu tau kenapa ?? orang yang
selama setahun ini aku tunggu, orang selama ini setia jadi pacar aku, orang
yang aku cintai, kini takan lagi menemani hari-hariku untuk selamanya, kenapa
secepat ini tuhan memangilnya, ku pikir dia belum sempat menepati janjinya,
janji yang pernah dia ucapkan saat seminggu sebelum keberangkatannya.
Diary,,aku rindu bisikan itu, mungkin terakhir ku mendengar suaranya saat ada
di pelabuhan setahun yang lalu. Aku terpukul dengan keadaan ini, rasanya pengen
nyusul dia ke alam sana, tapi ku takut tak bertemu dia. Pasti akan sulit
merelakan semuanya, ku tak tau aku harus nemuin siapa ketika aku rindu sama
dia. Diary cintaku akan selalu untuk dia,
RENO.
Sekarang tak ada lagi senyum manis yang
selalu reno pancarkan untuk shinta, tak ada lagi bisikan cinta yang di ucapkan
oleh reno kepada shinta, namun rasa sayang shinta masih untuk reno meskipun
reno sudah tak ada lagi di dunia ini. Rasa cinta yang tetap melekat dalam hati
shinta.
******()******
Beberapa bulan kemudian…
Kini hari-hari shinta selalu di temani oleh
gio sebagai sahabatnya, meski tanpa kehadiran reno, namun shinta selalu
berjiarah ke makam reno hampir setiap weekend dan ditemani oleh gio. Hari ini
pun shinta dan gio berjiarah ke makam reno.
“ren, seperi biasa kami selalu berkunjung
menemui kamu, nih di samping Nta ada sahabatmu yang selalu setia menjagaku,
kita pulang dulu yah ren”. Ujar shinta
sambil memegang batu nisan yang bertuliskan nama RENO.
Namun tiba-tiba gio
memegang kedua tangan shinta dan berdiri di depan makam reno. Entah apa yang
akan dilakukan gio saat ini.
“ta, gue tau loe gak akan bisa lupain reno,
gue tau loe masih sayang banget sama reno, tapi gue mohon ta, ijinkan gue untuk
mencintai loe dan menjaga loe, gue sengaja ngomong gini depan makam reno,
supaya reno tau apa yang ada di hati gue, gue ingin menjaga loe ta, dan kita
tetep akan berkunjung nemuin reno disini semau loe, sekali lagi gue sayang
banget sama loe ta”. jelas gio
mengungkapkan perasaannya.
Shinta sejenak hanya
terdiam, seakan ia sulit mengambil keputusan. Namun tak lama kemudian ia
menatap mata gio dan tersenyum,
“oke gi, gue mau coba jalanin semuanya sama
loe, tapi loe janji akan selalu ngejaga gue, dan kita harus tetep berkunjung ke
makam reno, karena sekarang reno adalah sahabat kita, dan kamuuuuu…..!!!!!!”
“kamuuuu apa ta…? oke oke gue janji untuk
semuanya,”
“sekarang kamuuu pacar aku” ujar shinta sambil tersipu malu.
“yeeeeeeeehhhhhh…makasih ta makasih udah
ngasih aku kesempatan. Uuuups sekarang
jadi aku kamu deh bilangnya, tapi gak apa deh, aku sayang sama kamu ta..” teriak gio sambil merangkul shinta.
“girang banget cowo satu ini, aku juga
sayang kamu gi, aku akan coba jalanin semuanya sama kamu” balas shinta atas perkataan gio.
Dan mulai sekarang kedua sahabat berubah
menjadi satu pasangan, gio menepati janjinya sama reno untuk menjaga shinta.
Meski keduanya telah berpacaran, namun mereka tetap berkunjung ke makam reno,
namun hanya sebulan sekali, karena sekarang setiap weekend mereka sibuk
pacaran. Hubungan mereka masih berjalan hingga mereka selesai kuliah. Sampai
pada akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri masa pacaran dan berganti
dengan hubungan ke jenjang yang serius yaitu merried. Kebahagiaan mereka pasti
akan abadi untuk selama-lamanya.
~S E K I A N~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar