Rabu, 17 November 2010

Rp 2,4 Miliar jamkesmas Rekening Rumah Sakit Dibobol

Rp 2,4 Miliar jamkesmas Rekening Rumah Sakit Dibobol
majalengka
Rekening program jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin (Jamkesmas) milik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cideres, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, senilai Rp 2,4 miliar raib dibobol orang tidak dikenal. Kasus ini terbongkar kala pihak rumah sakit hendak menarik dana di sebuah bank di Majalengka. Dalam rekapan penarikan dana ternyata ada beberapa transaksi pencairan dana gelap. Dana dicairkan antara 22 Oktober-1 November 2010.
diduga pelaku, memalsukan tanda tangan salah satu direktur RSUD Cideres.
Direktur RS Cideres Kabupaten Majalengka, dr Ambar S Djamhur, kepada sejumlah wartawan saat menggelar jumpa pers, (13/11), mengatakan, rekening yang dibobol maling itu merupakan rekening program jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin (Jamkesmas). Semula rekening berisi Rp 3,1 miliar, tapi tiba-tiba diketahui berkurang dan hanya tersisa sekitar Rp 700 juta.
"Kami baru tahu ada pembobolan dari rekap Kementerian Kesehatan tertanggal 4 November 2010. Dari rekapan tersebut terungkap telah ada beberapa penarikan rekening sehingga hanya tersisa Rp 700 juta," ujar dia.
Saat mengetahui hal itu, kata Ambar, pihaknya langsung kaget. Sebab, selama kurun waktu dua bulan ini pihaknya belum pernah menarik sejumlah uang dari rekening Jamkesmas itu. "Akhirnya kami kroscek ke bank bersangkutan, dan ternyata benar telah ada tiga kali penarikan dengan total sekitar Rp 2,4 miliar," katanya.
Penarikan rekening Jamkesmas milik RSUD Cideres itu dilakukan dengan modus pemindahan rekening. Pelaku tidak langsung mencairkan uang, tapi memindahkan uang tersebut ke rekening bank lain di cabang Jakarta.
Pemindahan itu dilakukan dengan cara memalsukan tanda tangan Direktur dan Kabid Keuangan RSUD Cideres. Tanda tangan itu dibubuhkan dalam surat perintah yang seolah-olah dikeluarkan pihak RSUD Cideres.
Ambar menduga pelaku merupakan oknum pejabat Kementerian Kesehatan RI. Sebab, dalam surat permohonan yang dilayangkan ke bank tempat menyimpan rekening Jamkesmas itu, tertulis atas nama pejabat Kementrian Kesehatan RI. Akibatnya, pihak bank juga bisa dengan mudah memercayai pelaku.
Ambar mengatakan, pembobolan rekening ini pertama kali diketahui saat pihaknya akan membuat laporan penyerapan dana Jamkesmas. Saat itu, pihak RSUD Cideres meminta print out rekapan kepada pihak Kementerian Kesehatan RI. "Dari hasil print out itulah kami mengetahui adanya penyerapan dana sebesar Rp 2,4 miliar," ujarnya, seraya mengaku pihaknya langsung melakukan konfirmasi kepada pihak bank sebagai penyimpan dana Jamkesmas tersebut.
Menurut Ambar, seusai menurut data, ada tiga kali penarikan atau penyerapan dana Jamkesmas tersebut. Penarikan itu masing-masing dilakukan pada 22 Oktober sebesar sekitar Rp 300 juta, pada 25 Oktober sebesar Rp 500 juta, dan pada 1 November sekitar Rp 1,6 miliar.
Tidak itu saja, biaya administrasi sebesar Rp 25 ribu pada setiap penarikan juga dibebankan kepada rekening milik RSUD Cideres. Akibatnya, RSUD Cideres benar-benar merasa dirugikan.
Ambar mengakui, peristiwa pembobolan rekening ini menyebabkan keterlambatan dalam penyerapan dana Jamkesmas. Sebab, seharusnya dana ini sudah digunakan untuk kebutuhan pelayanan kepada masyarakat miskin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar