Kamis, 01 Desember 2011
PESAWAT CESSNA AKHIRNYA DI TEMUKAN DI KAWAH BURUNG GUNUNG CIREMAI
Majalengka
Pesawat Cessna 172 milik Nusa Flying International School akhirnya ditemukan di kawasan Gunung Ciremai bagian barat. Pesawat tersebut ditemukan tepat di puncak Gunung Kawah Burung, Desa Cikaracak, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, (28/11).
Pesawat tersebut ditemukan oleh warga Desa Cikaracak dan tim Wanadri yang melakukan penyisiran sejak Kamis (24/11) lalu di kawasan Gunung Ciremai.
Proses evakuasi jasad awak pesawat Cesna 172 Skyhawk PK NIP yang karam di Kawah Burung Lereng Gunung Ciremai berhasil membawa turun 3 jenazah pesawat naas yang hilang kontak sejak 16 Nopember lalu. Meskipun proses evakuasi tidak berjalan mulus seperti yang direncanakan tim sebelumnya karena medan yang mesti dilalui 215 personel dari tim gabungan Basarnas, TNI-Polri, Wanadri, serta masyarakat sekitar.Keberangkatan tim evakuasi yang memulai rute pendakian dari pos 1 TNGC Desa Argalingga selasa dini hari (29/11/), direncanakan akan tiba kembali di lokasi semula selasa siang sekitar pukul 13.00. Akan tetapi, "paket" baru bisa sampai ke lokasi awal 4 jam lebih lambat dari jadwal semula. jasad pertama yang diyakini merupakan jasad Kapten Partogi Sianipar tiba di lokasi Pos I pada pukul 16.30 ditandu oleh tim Kodim 0617 Majalengka. Jasad tersebut lantas segera dimasukan kedalam ambulance milik Pemda Majalengka bernomor polisi E7034U. Selang 10 menit berikutnya jasad yang diyakini Sebagai Agung Febrian menyusul ditandu oleh Basarnas dan kesatuan Brimob dan segera dimasukan kedalam ambulan Dokpol Polres Kota Cirebon. 15 menit setelahnya, jasad terakhir yang diyakini sebagai Muhammad Fikriansyah ditandu oleh kesatuan Kostrad 321 Galur Taruna dan Polres Majalengka
Dengan demikian, waktu tempuh jenazah oleh tim evakuasi memakan waktu hingga 17 jam, atau molor 4 jam dari jadwal yang telah dicanangkan sebelumnya. Kordinator Basarnas Wilayah III Cirebon, Suyatno mengatakan, keterlambatan jadwal dari rencana awal ini lebih disebabkan oleh medan yang cukup terjal dan cuaca buruk yang terjadai sepanjang hari tersebut. "Medanya masih ‘perawan'. Jadi, untuk datang ke lokasi kami babad semak belukar dulu. Itu yang menjadi kendala keterlambatan ini," ujar Suyatno, Disamping itu, kondisi cuaca yang buruk, juga membuat proses evakuasi yang dikomandoi oleh Dandim 0617 Majalengka Lekol Inf Asep Nugraha ini mesti merubah cara menurunkan jasad korban. "Turunya estafet, jadi ada tim yang di TKP (Kawah Burung) yang bertugas mengeluarkan jasad dari bangkai pesawat. Tim lainya bersiaga di jarak beberapa ratus meter dibawahnya. Nanti jasadnya dioper dari tim yang diatas ke tim yang dibawahnya," ujar Suyatno.
Menurutnya, upaya ini dilakukan untuk mengefisiensi kondisi fisik tim evakuasi yang dikhawatirkan mengalami kelelahan usai begadang semalaman dengan kondisi cuaca pegunungan yang ekstrim. "Turunya estafet, jadi ada tim yang di TKP (Kawah Burung) yang bertugas mengeluarkan jasad dari bangkai pesawat. Tim lainya bersiaga di jarak beberapa ratus meter dibawahnya. Nanti jasadnya dioper dari tim yang diatas ke tim yang dibawahnya," ujar Suyatno.
Lebih lanjut dia mengatakan, posisi jasad korban saat ditemukan terjepit di kokpit karena hidung pesawat hancur dan posisinya menghadap kebawah. Sehingga posisi ketiga jasad korban ini nyaris bertumpukan dengan bagian punggung jasad menghadap keatas. , untuk mengeluarkan jasad korban dari bangkai pesawat, petugas terlebih dahulu menarik ekor pesawat dengan tali untuk mendatarkan posisi pesawat yang sebelumnya tersungkur ini, hingga jasad para korban bisa dikeluarkan dan langsung dimasukan kedalam kantong jenazah dan diturunkan ke pos awal.
Meski demikian, prosesi evakuasi jasad tidak lantas selesai sampai disitu. Agenda seremonial penyerahan jasad korban dari Kordinator Pencarian Basarnas Roki Asikin, Danyonif 321 Galuh Taruna Letkol Inf Gatot Heru Buana, dan Ketua Tim SAR Cessna Brimob Kelapa Dua Depok Kompol James Hutagaol, kepad Bupati Majalengka Sutrisno. Dilanjutkan dengan penyerahan jenazah dari Bupati Sutrisno kepada Kepala Sekolah Nusa Flyinh International Sugeng Triyono, yang langsung menyerahkanya kepada pihak keluarga untuk dilakukan otopsi di RSUD Majalengka oleh tim Inafis Polda Jabar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar